“ Kapan waktu terasa begitu lambat dan kapan pula waktu akan terasa begitu cepat ? “ Pertanyaan ini sungguh mudah untuk dijawab. Dari anak kecil, remaja, dewasa, orang tua bahkan kakek nenek pun bisa menjawabnya. Namun dari pertanyaan ini akan ada banyak jawaban yang tidak sama antara satu dengan yang lain. Jawaban yang bervariasi, tergantung pendapat masing-masing.
Baiklah, karena aku orang yang menuliskan pertanyaan ini, maka aku juga yang akan mencoba menjawabnya. Tentu saja jawaban ini berdasarkan pemikiranku. Emm, kapan waktu terasa begitu lambat? Waktu terasa begitu lambat bagiku adalah pada saat-saat tertentu di dalam kelas. Karena aku pernah menjadi seorang pelajar, maka sebagai seorang pelajar tentunya pernah merasakan hal ini. Merasa waktu begitu lama, bahkan lima menit bisa terasa seperti satu jam. Saat itu akan terjadi ketika kita menanti bel tanda istirahat ataupun tanda selesai pelajaran. Perlu sedikit penegasan, hal ini tidak terjadi di semua mata pelajaran loh. Hanya beberapa mata pelajaran yang tidak sengaja memiliki salah satu keadaan ini. Pertama, gurunya yang membuat kita ga suka, entah itu kiler, bikin ngantuk, dll. Kedua, kita kurang berkompeten dalam pelajaran itu. Sebagai contohnya aku dan pelajaran seni musik. Aku sangat menghindari guru sekaligus pelajarannya karena aku memang tidak begitu percaya diri untuk menyanyi. Jadi sebelum jam seni musik aku selalu berharap agar guruku berhalangan hadir, dan ketika harapanku musnah yang berarti guruku hadir, maka aku berharap waktu akan berjalan sangat cepat agar jam musik segera selesai. Namun, semakin aku berharap itu, semakin lama jarum jam bergeser walaupun mataku tak pernah lepas memandangnya. Saat itulah bagiku lima menit akan terasa seperti satu jam. Dan itu sangat menyiksa. wkwkwk
Sebaliknya, saat aku bisa tertawa, bercanda, berkumpul , berada dalam kehangatan orang-orang yang aku sayangi. Bagiku, saat itulah waktu akan terasa begitu cepat. Mungkin aku menjawab begitu karena saat ini aku sedang merasa waktu berjalan begitu cepat. Aku sedang menikmati libur panjang yang sangat jarang aku dapatkan dari kampusku. Seperti biasa libur panjang berarti rumah, benar, aku saat ini berada di rumah, tempat dimana aku bersama keluargaku, orang-orang yang aku sayangi.
Libur panjang kali ini berada di bulan puasa, berarti lebaran pun berada di tengah-tengah liburan. Saat menjelang lebaran juga menjadi saat yang menyenangkan, saat semua undangan buka bersama berdatangan. Begitu pula saat lebaran, dimana undangan untuk reuni pun berdatangan. Saat itu juga waktu akan berjalan cepat. Ketika aku bisa bertemu dengan sahabat-sahabatku yang mungkin satu tahun sekali aku bisa bertemu dengan mereka.
Bicara tentang sahabat dan liburan, aku akan menceritakan saat aku bertemu dengan mereka. Liburan kali ini aku bertemu dengan dua kelompok sahabat baikku, FNF (sahabat sejak SMP, beranggotakan 9 orang) dan ORIENKA (sahabat sejak SMA, beranggotakan 7 orang). Masing-masing dari mereka mempunyai bagian sendiri dalam hatiku. FNF dan ORIENKA keduanya sangat berharga bagiku. Lebaran ini aku lebih dulu bertemu dengan teman-teman FNF di rumah salah satu temanku, kami berkumpul di hari yang sama dengan hari pelaksanaan temu kangen alumni SMP N 1 Juwana lulusan tahun 2007 (23/8), kami juga menghadiri acara itu bersama. Sedangkan aku bertemu dengan ORIENKA di rumahku dalam acara kumpul-kumpul tahunan ORIENKA yang tempatnya akan berubah setiap tahunnya. Saat itu giliran rumahku menjadi tempat singgah kami, acaranya tepat esoknya setelah acara kumpul-kumpul dengan FNF yaitu pada (24/8). Kedua acara itu sama. Sama-sama berlangsung dari pagi hari dan selesai hingga sore hari. Ketika berkumpul dengan FNF aku berangkat dari rumah jam 9 dan sampai rumah lagi jam 6. Sedangkan ORIENKA, karena acaranya di rumahku maka aku tidak memerlukan waktu perjalanan. Aku siap jam 9 dan teman-temanku pulang jam 3.30. Saat itulah bagiku waktu terasa sangat cepat, rasanya baru sebentar kami mengobrol, bercanda, tertawa , bercerita, dan berkangen-kangenan sampai akhirnya semua itu harus ditutup dengan salam sampai jumpa karena waktu sudah saatnya pulang. Sungguh tidak terasa, padahal kami sudah berjam-jam bersama. Sama halnya dengan saat liburan ini. Aku mendapat libur sekitar lima minggu, hari ini ketika aku menulis, liburanku masih tersisa sekitar dua minggu. Waktu yang masih lama. Namun,waktu yang lama itu akan terasa singkat, bahkan akan terasa sekedipan mata ketika aku harus kembali keJakarta, tempatku menuntut ilmu. Begitulah yang terjadi, kerelatifan sang waktu.
“ Ketika hati merasa bahagia,saat itulah waktu terasa cepat. Begitu sebaliknya walaupun sebenarnya waktu tidak akan pernah berubah.”
Note : Liburan kali ini terasa kurang tanpa dia. Kalau ada dia disini mungkin waktuku akan berjalan lebih cepat lagi. Hehe.. ^^
Tulisan yang datangnya tiba-tiba..
Di kamar, di rumah
28/8/2012 18.18 WIB