PART I Berburu Obat Pengurang Kejenuhan

“Packing selesai.” Aku dan teman sekamarku selesai meletakkan semua perlengkapan ke dalam tas kami. Malam ini benar-benar malam yang telah kami nantikan. Setelah bertahan sekuat tenaga menghadapi kondisi kejenuhan yang hamper mencapai status akut, akhirnya kami sampai juga pada malam ini. Malam ini sangat spesial. Selain merupakan malam di bulan Ramadhan, malam ini juga akan menjadi malam terakhir kami di kosan. Huhuhu.. Kenapa? Karena besok pagi, aku dan temanku akan meluncur ke rumah masing-masing. Perjalanan khusus yang sangat menyenangkan bagi anak perantauan macam kami ini.

Unni, teman sekamarku sekaligus menjadi satu-satunya orang yang merasa senasib denganku. Bersama-sama menjalani kejenuhan di kosan. Jika kalian ingin tau, baiklah akan aku jelaskan secara singkat siklus kehidupan kami beberapa minggu terakhir ini. Karena semua urusan di kampus bias dikatakan selesai, maka kami hanya beberapa kali ke kampus. Itu pun jika ada urusan penting. Dan jika tidak, hal yang kami lakukan seperti ini, silahkan menyimak. Dimulai dari malam hari, kami hidup bak ratu kalong, begadang hingga larut malam, begadang hanya untuk menonton film dan facebookan. Aku memilih drama Korea sebagai pengisi waktuku, sedangkan Unni memilih anime.Sekitar jam 12 atau lebih kami mulai berHOAM.. HOAM.. ZZZ.. Tak berapa lama, setelah berhoam yang terakhir kalinya, kami memutuskan untuk beristirahat. TIDUR. Ketika adzan subuh berkumandang, barulah kami bangun, melaksanakan kewajiban sebagai umat beragama. Dan setelah semua ritual selesai kami kembali tidur. TIDUR. TIDUR. TIDUR. Tiktoktiktok. Sekitar pukul 9-10 barulah kami bangun. Kalau dihitung-hitung lama banget yah kami tidur.Tapi sebenernya ga lama kok. Kami bangun tapi masih enggan beranjak dari kasur. Kemudian mandi dan beli makan. Siklus hidup ini berlaku sebelumpuasa. Setelah mengisi perut, kami seperti biasa kembali menatap layar laptop, atau layar televisi. Bertahan beberapa jam dan kami akan tertidur lagi tanpa sadar. Begitu seterusnya.. Jangan heran kawan, mungkin menurut kalian hal yang kami lakukan benar-benar hal yang gakbermanfaat. Kalau orang-orang bilang wasting time banget. Bagaimanapun itu, itulah siklus hidup kami yang berhasilnmembuat kami berada dalam titik kejenuhan yang akut.

Setelah merasa terlalu lama dalam kondisi yang seperti ini saja. Akhirnya kami berinisiatif untuk melakukan kegiatan yang bisa mengurangi sedikit kejenuhan ini. Satu-satunya kegiatan yang ada dipikiran kami adalah jalan-jalan. Sebelumnya aku dan sekelompok temanku mempunyai proyek yang sangat menyenangkan selama kekosongan waktu ini. Kami menyebutnya SUBABA. Namun sayangnya proyek itu kandas di tengah jalan, karena beberapa hal yang diluar kuasa kami. Nah, akhirnya aku dan Unni mengajak teman-teman SUBABA tersebut untuk jalan-jalan namun  kali ini jalan-jalannya di sekitar Jakarta saja. Satu per satu Unni mengirimkan sms kepara personil SUBABA. “Jalan – jalan kali ini pasti berhasil Unn, teman-teman SUBABA pasti mau laah “, aku tersenyum girang. “Iyya, akhirnya kita sedikit terbebas dari semua ini. Hahaha”, Unni tak kalah girangnya denganku.

Satu per satu dari mereka mereplysms dari Unni. Ada yang mengusulkan agar mengajak teman-teman sekelas. OK, usul diterima, Unni pun harus mengirimkan sms lagi ke semua teman sekelas. “Tak apalah mengirimkan sms lagi asalkan pada ikut”, kata Unni. Kami  tak sabar menunggu respon dari teman-teman. Seperti yang kami duga, mereka kebanyakan ingin ikut jalan-jalan, karena ternyata tak hanya kami berdua yang merasa bosan, mereka pun tak kalah bosan dengan kegiatan yang monoton.

Hmm, personil semakin banyak. Bagus. Sekarang saatnya menentukan tempat dan waktu. Dan dimulailah kekacauan yang akhirnya mengurangi personil kami. Benar-benar pengurangan yang drastis. Sepertinya aku tak perlu menceritakannya secara detail kepadamu kawan. Intinya, semakin banyak orang tentu akan semakin banyak kemauan, dan untuk menyatukan setiap kemauan yang adaitu bukanlah hal yang mudah.  Terlepas dari itu semua, jalan-jalan kami tetap terlaksana kokwalaupun dengan sisa-sisa personil dan dengan waktu dan tempat yang serba tak terencana. Namun semua itu menyenangkan. Berbangga diri atas berhasilnya menemukan Taman Menteng,  setelah sempat beberapa kali nyasar dan beberapa kali bertanya sana – sini. Jalan-jalanituditutupdengan berpesta seafooddengan diiringi musik jalanan yang khas dan bikin kantong semakin kering. Haha. Satu obat pengurang kejenuhan, sambil menanti obat penghilang kejenuhan yang sebenarnya ^^

Sampai jumpa di PART II …

NB : Cerita tentang SUBABA akan segera diluncurkan, selamat menanti..

28/7/2012

8.01 AM

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: