Bukan sebagai benda kesayangan, bagiku dia sangat berharga dan aku sangat membutuhkannya. Mungkin awalnya aku membawanya hanya untuk membantuku mengerjakan tugas-tugas kuliah. Namun, sekarang lebih dari itu, dia selalu menemaniku dalam banyak hal. Aku bisa menangis bahkan bisa tertawa hanya dengan memandangnya. Siapa dia? Dia adalah lepi kesayanganku, aku memanggilnya Tana. Sudah lebih dari satu tahun sejak pertama kali aku mendapatkannya dari si empunya (baca: adikku). Adikku memang ingin membeli lepi, aku juga kurang tau alasan utama dia begitu berkeinginan membeli lepi, tapi dia intens sekali membujuk bapak dan ibuk agar membelikannya lepi. Alasannya sih butuh buat belajar soalnya kebanyakan materi dari sekolah dalam bentuk softfile ditambah lagi teman-temannya udah pada punya lepi. Akhirnya bapak ibuk pun luluh dengan bujukan si adek dan dibelilah itu lepi. Beberapa saat setelah punya lepi, akhirnya bapak ibuk dan juga aku tau maksud utama adek minta lepi, yaitu biar bisa ngegame. Banyak banget buktinya, selain Local Disk di lepinya yang banyak banget games, di flashdisk juga. Dan yang dimaksud dia temen-temennya punya lepi itu juga buat ngegames.
Beberapa bulan si adek masih senang dengan lepi barunya. Namun suatu ketika si adek protes, minta dibeliin lepi baru (loh) alasannya lepinya terlalu berat buat dibawa ke sekolah. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Saat itu juga lepiku yang sudah tua (dibeli saat kelas dua SMA, dan sekarang saya kuliah) sudah menunjukkan tanda-tanda minta diganti. Alhasil atas saran ibuk lepi adek itu diberikan ke aku dan sebagai gantinya si adek dibeliin yang baru, tapi bukan lepi melainkan notebook biar lebih enteng dibawa ke sekolahnya. Yey! Lepi baruu. Saat aku pulang kampung saat itu aku mulai mengganti lepiku dengan lepi bekas adekku.
Aku selalu memberi nama benda-benda tertentu milikku. Saat itu aku sedang memikirkan nama yang pas untuk lepi baruku ini. Setelah dipikir-pikir masih juga belum nemu. Sampai suatu hari ada salah satu teman bertanya padaku “Ciee, lepi baru. Kenalan dong, siapa namanya?”, dan dengan asal aku menjawabnya “Tanpa Nama, panggil saja Tana”. Dari situlah dan seterusnya aku mulai memanggil lepiku dengan nama Tana. Awalnya aku memang belum menyayanginya, aku masih terbayang-bayang lepi lamaku karena bagiku lepi lamaku sudah sangat handal sedangkan Tana kehandalannya masih belum teruji. Apalagi ketika dia mengalami masalah dengan adanya garis-garis di layar monitornya, aku semakin tidak menyukainya.
Itu dulu, sedangkan sekarang aku menyayangi Tana dengan tulus. Dia selalu setia menemaniku begadang mengerjakan tugas, tidak pernah protes, dan tidak pernah mengeluh, itulah Tana. Dia juga yang setia menghiburku, menampilkan gambar-gambar artis Korea yang cakep-cakep untuk aku tonton. Bahkan saat pertama aku menyalakannya, Tana sudah menampilkan gambar yang sangat aku suka. Seperti ini gambarnya :
Tana juga setia mendengarkan curhatanku, keluh kesah, entah itu cerita senang maupun sedih. Tana juga bisa jadi tempatku menuliskan email untuk sahabatku disana, juga membaca email dari sahabatku. Tana membuat jarak serasa tak berarti. Karena dengan Tana aku bisa berkomunikasi dengan teman-temanku melalui sosial media. Tana membuat waktu berjalan cepat, ketika aku sibuk melakukan hal-hal yang aku sukai. Salah satunya dengan menulis di blogku. Tana membuatku bisa menyalurkan hobiku menggambar dan membuatkan sebuah gambar spesial untuk orang yang juga spesial di hari ulang tahunnya. Bahkan ketika aku menuliskan ini, aku menuliskannya juga bersama Tana. ^^
Itulah Tana, sahabat setiaku yang selalu aku sayangi. Oh ya, kemarin Tana sempat bermasalah ketika gambar baterai di pojok bawah layarnya tiba-tiba disilang yang bisa berarti baterainya rusak dan harus ganti baterai. karena tak mau salah satu dari diri Tana diganti, maka akupun berusaha sekuat tenaga menyembuhkannya. Berbekal kemampuan searching di internet akhirnya aku menemukan cara menyembuhkan Tana yang juga jadikan postingan di blogku.
Cerita diatas hanya sedikit ceritaku bersama Tana, setelah ini akan lebih banyak ceritaku bersamanya. Aku akan bersiap menghadapi dunia baru bersama Tana. Dunia kerja maksudku, karena saat ini aku dan Tana sedang dalam proses menyelesaikan Tugas Akhir, juga bersama temanku Unni dan lepinya, Acep. ^^
“Diikutsertakan dalam event Giveaway Wedges, Kaos dan Buku di www.argalitha.blogspot.com”
Jakarta, 29 Mei 2013
11.03 AM Waktu Tana
cieee Tanaaa… swiwittttt… #Acep yang ngomong
cie Acep yang bisa di klik 😀
itu Acep juga ada ditulisan tentang Tana.. Haha
iyaa dongg… Acep gitu lohh
#yang ini sengaja ga bisa diklik :p
oh jadi acep fleksibel, kadang bisa di klik kadang ga..
kereeen 😀
ciee, seru yah sama tana?
Aku lupa akun WordPressku 😀
aku inget alamat wordpressnya..
parah, isi kek.. udah buat ga diisi 😛
iya alamatnya juga, tp usernamenya sama passwordnya lupaa 😀
parah banget deh..
ga penting emang, jadi lupain aja
udah inget weeee.. :p
ternyata email aku yg satunya, hehehe
isi dong makanyaaa… cepetan yah?
okaaay, isi apa yaah?? 😀
apa ajaaaa… 😀
okaaay, aku tulis sesuatu aah.. ~~
Tana airku tidak kulupakannnn…
*eh >.< salah, itu mah tanah
Terima kasih udah ikutan yaaa… Jangan lupa inbox FP Arga Litha untuk ukuran wedges ^^
Tanah ituuu mba.. haha 😀
mbanya lucu jugaa..
sippo 🙂