Orang pertama di kantor yang aku tulis di blogku adalah dia, PAK ADJI PRIHANTONO. Really really I wanna say, Thank you so much Sir. You give what others do not give it to me.
Aku akhir-akhir ini memang sangat dipusingkan dengan aplikasi IPP Online buatanku yang sekarang sudah Go Live di kantor. Entah karena testingnya kurang mendalam dan karena kesibukan beberapa pihak juga karena pengguna aplikasi ini adalah Section Up, maka aku sempat merasa gerogi. Apalagi diawal-awal sampai sekarang, beberapa kali ditemukan kesalahan dalam aplikasi ini, yang sebelumnya kejadian tersebut di luar dugaan kami.
Beberapa pihak, terasa melemparkan bom atom kepadaku. Mengenai rumahku, hancur. Dan aku harus sendirian mulai menata kembali rumahku. Membuatnya tak hanya terlihat kokoh, namun benar-benar kokoh. Sedikit demi sedikit aku mencobanya. Rasanya berat, sungguh berat melakukan semuanya sendiri. Bukan karena tak ada yang membantuku, melainkan semuanya juga sedang sibuk mengkokohkan rumah mereka.
Diantara beberapa bom atom yang mengenai rumahku, aku ingin menuliskan satu bom atom di blogku. Supaya aku selalu mengingatnya sampai kapanpun blogku ada, supaya juga ketika tidak sengaja bapaknya berkunjung di blogku, bapaknya tahu betapa aku sangat berterima kasih kepada beliau. Aku sampai kapanpun akan selalu mengingat beliau, insyaAllah.
Sikap kurang telitiku lah yang mengantarkanku mengalami kisah ini. Begini ceritanya, di aplikasiku selain menyimpan data karyawan, juga menyimpan data email karyawan yang diguanakan untuk melalukan approval melalui email. Aku selalu mengecek satu per satu email karyawan pengguna aplikasiku ini. Namun, ada satu email yang aku salah menuliskannya. Yaitu email division head technical. Pak Adji yang merupakan manager, setelah mengisi IPP maka aplikasi akan otomatis mengirimkan email ke division headnya Pak Adji. Kebetulan division headnya pak Adji adalah Technical. karena aku salah menginputkan email division head tecnical maka email Pak Adji pun tidak terkirim. Kemudian sore itu Pak Adji menanyakan hal itu kepada atasanku.
Atasanku langsung mendatangiku, menjawil lenganku dan menanyakan apa yang ditanyakan Pak Adji. Aku kemudian mengatakan kepada atasanku bahwa aku akan memperbaikinya segera. Atasanku langsung berlalu meninggalkanku tanpa mengatakan apapun (sepertinya aku merasa sedikit tidak enak). Sedangkan Pak Adji meninggalkan kami dengan senyuman dan berkata terima kasih.
Setelah melakukan perbaikan sedikit (hanya menghapus data sebenarnya), kemudian aku mengirimkan email ke Pak Adji dan tak lupa aku men-CC atasanku. Ini aku lampirkan screenshoot emailku dan pak Adji.
Kata Pak Adji :
Dear Intan,
Makasih ya….
Tidak apa2.
Kadang2 memang kita perlu melakukan kesalahan sebagai pembelajaran agar ke depannya lebih teliti lagi.
Kalimat itu, kalimat sederhana yang mungkin tidak berarti apa-apa bagi pak Adji, namun kalimat itu sangat berarti bagiku. Bukan kalimat yang menyalahkan atau mempertanyakan, seperti yang selama ini aku dengar, namun kalimat yang berisi penghargaan dan memandang sesuatu dari nilai positifnya. Terkadang memang kita tidak menyadari bahwa kalimat yang tidak sengaja atau yang kita anggap biasa saja akan sangat berarti bagi orang lain.
Terim kasih bapak 🙂
yg terpenting isinya, itu pernyataan klise. Bagi banyak orang siapa yg bicara memang lebih berpengaruh ketimbang isinya.
mungkin kalau itu email dari orang asing/bawahan/costumer service misalnya akan terasa biasa saja.
IMO
aku si ga mandang bapaknya atasan ato siapa mas. aku cuma mandang bapaknya sebagai user. Entah atasan atau bawahan, yg jelas mendapatkan respon yg baik dri user atas aplikasi yg kita buat untuk mereka itu menyenangkan 🙂
apalagi kalo aplikasinya ada salah tp user ga marah-marah, jadi rasanya lega 🙂
kalimat yg bijak ya…
btw nama suami saya juga Adji hehehe… *siapa yang nanya lagih* 🙂
hehehe 😀
waah, jangan-jangan suami mba itu pak Adji yg saya maksud :O
Cieeee aplikasinya udah Go Live, selamat Yaaaah… Ditunggu makan-makannya 😛
wkakakaka..
Iyaah, kamu yg masak ya 🙂