Klise (Tiruan) – 2

Tepat di depan sebuah pintu kayu besar, Ciwit berhenti. Dia memandangku. Selang beberapa detik, pintu itu kemudian tersbuka. Aku berada di sebuah ruangan yang penuh dengan buku-buku. Buku-buku itu terletak di sebuah lemari besar namun ada juga yang berada di lantai. Namun semua buku-buku itu tertata rapi. Kesan pertama melihat ruangan ini, aku berpikir bahwa ini adalah perpustakaan. Perpustakaan dengan arsitektur kuno seperti di buku-buku dongeng atau film yang pernah aku lihat. Emm,  jika kalian pernah menonton film Barbie Of Swan Lake, tentu kalian akan tau kejadian ketika Odet dengan berani memasuki perpustakaan Erasmus untuk menemukan sebuah buku ajaib. Nah, seperti itulah yang aku alami, bedanya jika Odet tahu apa yang harus dia temukan, sedangkan aku tidak. Aku sama sekali tidak tau alasan aku berada disini dan apa yang bisa aku temukan disini. Aku baru mengetahui jawaban atas semua pertanyaanku setelah aku menemukan sebuah buku, buku ajaibku.

Aku terhuyung melewati tumpukan buku-buku besar yang tepat berada di sekitarku. Satu persatu langkahku naik turun buku dengan cekatan aku memindahkan buku yang menghalangi jalanku. Aku terus berjalan ke depan sambil melihat sekitar. Stop! Sepersekian detik aku menghentikan mataku, tepat ke sebuah buku.  Masih belum jelas gambarnya, namun aku melihatnya berbeda dengan buku lain. Aku semakin berjalan mendekati buku. Beberapa meter ke depan, dengan satu gerakan tangan, aku mengambilnya. Sekarang buku itu tepat berada di tanganku. Rasa penasaranku semakin menjadi ketika di covernya terlihat beberapa potongan gambar yang saling menyatu membentuk suatu gambar yang indah. “Sepertinya  aku pernah melihat semua gambar yang ada di buku itu:, batinku dalam hati. Semakin penasaran, maka aku memutuskan untuk membukanya.

Halaman pertama yang aku lihat, ada gambar jalanan pedesaan dan beberapa anak kecil yang tertawa dengan riangnya. Selanjutnya terlihat gambar seorang anak perempuan. Anak itu sedang belajar menaiki sepeda warna merah. Berkali-kali dia jatuh kemudian bangun lagi dan menaiki sepedanya. Kalau boleh aku cerita, gambar itu bukanlah gambar yang sering kalian liat. Gambar itu bergerak, seperti nyata namun dalam ukuran kecil. Seperti ketika berada di atas rumah dan melihat orang-orang di bawah sedang beraktivitas. Beberapa menit kemudian, terlihat seorang bapak-ibu mendatangi anak itu, bapak-ibu itu membawa sebuah sepeda cewek warna merah-kuning dengan keranjang hitam dan memberikannya ke anaknya. Anaknya terlihat senang dan memeluk kedua orang tuanya. Kemudian dia segera menaiki sepedanya. Perjuangan anak kecil belajar naik sepeda sampai akhirnya dia mendapatkan sepeda baru, kisah yang manis.

bersambung..

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: