A simple togetherness

Kebersamaan yang sederhana, bagiku pengertian tersebut cukup menjelaskan tentang “Black”. Dua peristiwa ini akan menjelaskannya kepada kalian :

*Jaman masih unyu banget – SMP

Aku dan teman-temanku menjadi siswa  tahun terakhir di sekolah. Sebuah tradisi di sekolah kami bahwa  kelas 3 harus mengadakan acara perpisahan yang diisi dengan pameran di kelas dan pentas seni. Selain sebagai moment  yang pas untuk mengukir kenangan sebelum berpisah, tentunya event tersebut juga sebagai ajang saling unjuk kekerenan dan kekompakan antar kelas. Dalam acara itu,  kelasku membuat pameran kelas dengan tema alam, sedangkan untuk pentas seninya kami menampilkan band dan paduan suara Silence. Banyak hal yang kami siapkan untuk acara tersebut, salah satunya adalah mempersiapkan kostum sekece mungkin. H-berapa gitu, kami sekelas berembug untuk menentukan kostum yang akan kami pakai. Kostum kami cukup simpel sih, hanya kaos dan celana jeans dengan model suka suka hati. Masalahnya, kami kesulitan menentukan warna kaosnya, biar seragam gitu. Mulai deh pemungutan suara tentang warna kaos dilakukan, satu persatu nama warna diajukan, kemudian satu per satu anak berteriak tidak punya kaos warna inilah itulah, jangan ini lah itu lah, dan sebagainya. Sampai akhirnya sampailah di sebuah nama warna yang semua anak mempunyainya, yang tak lain dan tak bukan adalah Black. Saat hari H, kami yang berpakaian dresscode Black dengan model suka suka, tampil dengan penuh percaya diri dan penuh semangat menyanyikan Mars SMP 1 Juwana di depan semua orang. Kenangan yang begiu indah pun tercipta. #Black, A simple togetherness.

*Jaman diantara remaja dan dewasa, tapi masih tetep unyu – kuliah

Masa-masa ini adalah masa yang penuh dengan kenangan yang tak terlupakan. Aku bersama 15 cewek lainnya merupakan penghuni kelas MI 2010. Diantara prodi-prodi lain di kampus, prodikulah yang ceweknya paling banyak, dan semua cewek itu bertengger di kelasku. Oleh karena itu, tak jarang setiap kami ber 16 jalan, semua langsung mengatakan kami gerombolan ibu-ibu pengajian. Wajar saja mereka mengatakan itu, karena hampir semua cewek di kelas menggunakan kerudung. Kami sangat kompak, bahkan kami sering membuat gebrakan gebrakan baru yang langsung membuat mata tertuju pada kami. Wajar saja, beberapa kali kami tampil bersama dengan menggunakan kerudung yang warnanya sama. Tentu kalian sudah bisa menebaknya, Black. Itulah warna yang menjadi pilihan kami. Kenapa Black? Alasannya selalu sama, karena semua dari kami pasti mempunyainya. Dan satu lagi alasan yang ini sebenarnya merupakan rahasia cewek-cewek adalah

“Hitam membuatmu lebih bersinar dan terlihat cantik. Kulit wajah terlihat lebih putih dan cerah. Hihihi “

Beberapa kali kami tampil kompak dengan Black dalam acara-acara seperti buka bersama, kuliah harian, juga acara seminar keputrian yang diadakan di kampus. Dengan memakai Black bersama-sama kami merasa sangat mengagumkan. #Black, A simple togetherness.

Itulah hitam menurutku, sebagai pengikat pertalian batin antara aku dan teman-temanku, sebagai simbol kekompakan dan kebersamaan yang sangat manis. Menghasilkan kenangan yang akan selalu teringat sampai kapanpun juga. Black, a simple togetherness for my life.. ^^

“Artikel ini diikutsertakan pada #BlackGiveaway
Advertisement

2 thoughts on “A simple togetherness

  1. Bener banget, pake baju hitam secara psikologis bikin kita jadi terlihat lebih putih. Dan emang hitam ini juga warna favorit saya. Hitam sama pink. 😀

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: