Hari menjelang malam, menyisakan kita bertiga di pojokan ruang bernuansa putih itu. Aku dan dia duduk di atas kursi menghadap ke arahmu, memperhatikan setiap detail cerita yang kamu sampaikan. Kamu yang saat itu duduk di lantai, bersandarkan dinding kaca menceritakan jelas apa yang saat itu mengganggu pikiranmu. Kamu yang mempercayakan sepenuhnya cerita itu kepada aku dan dia. Aku dan dia yang dengan seksama mendengarkan cerita dari kamu dan berpikir keras semoga aku dan dia bisa memberikan solusi kepada kamu.
Kamu berhenti. Tak beberapa detik kita terdiam, kemudian aku dan dia dengan begitu semangat memberikan saran kepadamu. Aku, kamu, dan dia, kita bersama-sama merangkai kata per kata, menyusun kalimat penjelasan untuk menyelesaikan masalahmu. Beberapa kali kalimat itu diubah, sampai akhirnya siap untuk dikirimkan. Kamu menekan tombol “Send” dan kita berdoa semoga penjelasan itu dapat diterima dengan baik oleh seseorang disana. Semoga seseorang di sana mengerti kondisimu dan memberikan solusi terbaik untukmu.
Sampai akhirnya seseorang itu mengirimkan pesan balasan untukmu. Dan satu titik terang terlihat. Aku, kamu, dan dia begitu senang melihatnya.
Dan akhirnya, aku bahagia tentang semua yang terjadi sore ini bahkan sore sore lainnya yang kita lewati bersama. Aku bersyukur atas kita.
Aku, kamu, dan persahabatan kita !