Yuk Hijrah

CPiya-cUAAAVZy2

Pada suatu hari aku pergi ke Summarecon Mall Bekasi (SMB) bersama suami tentunya, kali ini kami pergi dalam rangka menuruti permintaan suami yang pengen banget nonton Kingsman 2. Film di mulai jam 4, dan kami datang tepat jam setengah 4. Haha. Karena kami sudah yakin (insyaAllah) dapat ticket, secara pesan ticketnya udah duluan pakai M-tix jadinya kami santai datang mepet mepet waktu film mulai. Aku dan suami memutuskan untuk sholat ashar terlebih dahulu. Nah, di mushola inilah cerita ini akan dimulai.

Mushola SMB ramai seperti biasanya, dan ini belum jam 4, ya dapat dibilang awal waktu ashar lah ya. Masya Allah banget melihat orang-orang yang antusias sholat awal waktu, soalnya biasanya kalau sudah di Mall orang-orang pasti mepet-mepet sholatnya. Lalu, ku terkagum lagi melihat hampir semua bu ibu di Mushola menggunakan hijab, eits bukan mukena yang dijadikan hijab ya. Tapi benar-benar hijab, entah apapun itu bentuknya, pashmina, paris, khimar atau apapun itu yang jelas mayoritas dari mereka menggunakan hijab.

Begitu kuatnya pengaruh islam di jaman sekarang ini, hijab yang dulunya masih jarang dipakai oleh bu ibu, sekarang sudah menjadi trend tersediri di kalangan bu ibu. Seingatku, dulu tahun 2010 pertama kalinya ku memutuskan berhijab, begitu susahnya mencari baju panjang atau kaos panjang pendukung kostum hijab. Sekarang, setelah 7 tahun bergulir, seperti berbanding terbalik karena begitu mudahnya mencari baju panjang, kaos panjang, tunik, gamis, dsb untuk menyempurnakan pakaian muslimah kita. Lalu kesimpulan yang saya dapatkan adalah “Akan ada suatu masa dimana seorang muslimah akan tergugah hatinya untuk berpenampilan tertutup”. Entah itu berpenampilan yang benar-benar syar’i atau berpakaian yang sebatas menutup aurat. Entah atas dasar perintah agama atau mengikuti trend sekarang ini.

Nah, kita anggap saja bahwa semua muslimah sekarang berpenampilan tertutup karena mengikuti ajaran agama, karena sadar bahwa aurat kita harus dijaga dari seseorang yang bukan mahram kita. Lalu, aku melihat ke diriku sendiri, aku yang tahun 2010 dan aku yang sekarang di tahun 2017. Apakah ada yang berubah atas penampilanku? Jawabannya tentu “Tidak”. Aku di tahun 2010 memilih penampilan tertutup ala kadarnya, kaos/baju panjang dan celana (jeans). Dan  aku di tahun 2017 masih sama, berpenampilan kaos/baju panjang, diusahakan kaos/bajunya yang memiliki potongan panjang sampai paha dan tetap celana (jeans/bahan).  Aku pun melihat ke salah seorang teman yang di tahun 2010 ketika aku berhijab, dia masih belum berhijab, sedangkan di tahun 2017 ini, dia sudah berhijab bahkan melebihi apa yang aku pakai di tahun 2017. Dia berhijab dengan syar’i, benar-benar mengenakan pakaian yang sesuai dengan perintah Allah. Dia menggunakan gamis panjang, khimar yang menutup dada, dan kaos kaki kemanapun dia pergi.  Begitu takjubnya aku melihat perubahan dalam dirinya. Dan yang terpenting begitu MALU nya aku yang masih saja tidak berubah padahal sudah 7 tahun berlalu.

Aku merasa IRI.  IRI kepada dia yang diumur yang sama namun bisa menjemput hidayah dari Allah  dengan baik melebihi diriku. IRI atas pemahaman hidup, bahwa hidup kita kesemuanya harus sesuai dengan ajaran Allah (tidak setengah setengah). Dan masih banyak lagi yang membuatku IRI dengan setiap orang yang bisa menjalani kehidupan dan belajar menjalani kehidupan menyesuaikan dengan ajaran Allah.

ذَلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ

Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.” (QS. Al Muthoffifin: 26). Artinya, untuk meraih berbagai nikmat di surga, seharusnya setiap kita harus berlomba-lomba.

Nah sudah jelas kan tertulis di Al Quran bawah kita harus berlomba dengan yang lain dalam beribadah, jadi wajar saja kita iri melihat saudara muslimah kita bisa beribadah lebih baik dibandingkan kita, ini baru dalam hal kecil yaitu cara berpakaian, belum dalam hal lainnya yang sangat banyak.

Hal tersebut, lagi-lagi membuatku tersadar bahwa “Akan ada suatu alasan yang membuat seseorang memutuskan untuk ber-“Hijrah”, dan bagiku hijrah bukan selalu berubah menuju kesempurnaan, melainkan menuju ke sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya, walaupun itu masih belum sempurna.”

Lalu kapan kamu ber-Hijrah? Kapan aku ber-Hijrah? Kapan kita ber-Hijrah?

Berat ya ber-hijrah. Memang. Dan ga semua orang akan berhasil menjemput hidayah untuk ber-hijrah. Maka dari itu tidak semua orang masuk surga. Itu suatu hal yang klasik dan semua orang tau.

Daan, yang kulakukan sekarang adalah aku sedang mencoba. Mencoba memperbaiki penampilanku. Bukan langsung bergamis dan ber khimar seperti muslimah sejati atau bahkan bercadar. Duh aku belum siap sodara-dodara.  Aku sedang mencoba memakai gamis dan kerudung segiempat/pashmina yang menjulur menutupi dada. Tapi, aku juga masih belum sepenuhnya istiqomah. Ketika berkumpul dengan “geng” kuliah aku masih menggunakan celana bahan dan baju panjang sepaha. Hehe. Aku masih belum PD menunjukkan perubahan penampilanku kepada mereka. Nah, beda kalau lagi jalan sama suami. Kalau jalan sama suami aku sudah memakai gamis. Hahaha

Efeknya terhadap perubahanku sekarang adalah aku punya hobby baru yaitu follow akun akun online shop di Instragram yang jual gamis syar’i namun sporty. Hayoloh, Gimana itu gamis syar’i tapi sporty ? Yang jelas ada. Dan aku menemukan di beberapa online shop. Hehe. Aku jadi sering belanja di online shop dan alhamdulillah nya suamiku tak protes dengan hal itu. Selama itu untuk kebaikan maka dia akan mendukung secara penuh.

Masih banyaak hal yang harus aku perbaiki atas diriku, bermula dalam hal berpakaian. Semoga Allah selalu menjagaku agar tetap istiqomah di jalanNya. Dan semoga sahabatku di sana membaca ini dan mau bersama – sama denganku untuk mengubah penampilan menjadi lebih syar’i. Karena sesungguhnya aku sudah melewati masa masa mendewasa bersama kamu. Dan akan sangat menyenangkan jika kita kembali menjalani masa masa ber Hijrah bersama (lagi).

Untuk sahabatku “Tak perlu merasa ribet pakai gamis saat naik motor. Aku pun merasakannya, duduk dengan gamis di motor, rada susah ya dibandingkan pakai celana. Namun semua itu mungkin karena kita belum terbiasa. Dan itu berarti kita harus membiasakannya. Orang-orang di sana saja bisa, kita juga kan pastinya”

Sumber : https://rumaysho.com/1235-berlomba-dalam-meraih-pahala.html

Advertisement

One thought on “Yuk Hijrah

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: