Bagiku, bekerja itu bukan hanya rutinitas sehari-hari. Bukan pula hanya untuk mendapatkan gaji rutin tiap bulan. Lebih dari itu, bekerja kujadikan salah satu tempat untuk memanfaatkan ilmu membantu orang lain. Aku bekerja sebagai staff IT di perusahaan swasta. Sehari-hari aku bertugas membuat aplikasi online untuk memudahkan orang-orang mengerjakan pekerjaan mereka. Walaupun tujuan akhirnya adalah penghematan biaya agar bisa menambah laba perusahaan, namun aku tidak memikirkan itu. Aku hanya berpikir untuk memanfaatkan ilmuku dengan baik.
Lalu apa semua orang sependapat denganku? Tentu saja TIDAK. Setiap orang akan punya tujuan masing-masing dalam bekerja. Dan itu terlihat dari bagaimana cara dia bekerja sehari-hari. Ada yang datang, duduk, langsung sibuk bekerja. Bahkan saking banyaknya pekerjaan, dia harus lembur setiap hari. Ada juga yang datang, duduk, bekerja seperlunya. Malah mungkin kebanyakan mengobrol dengan teman sekantor.
Rajin atau tidaknya seseorang bekerja, mungkin juga dipengaruhi oleh banyaknya tugas yang dia kerjakan. Nah, ada satu orang yang bertugas membagi-bagi pekerjaan, yaitu atasan. Sebagai atasan yang baik, sewajarnya membagi pekerjaan anak buahnya dengan adil. Bukan berat sebelah atau ringan sebelah. Sedangkan pada kenyataannya, ada beberapa atasan yang berat sebelah. Mungkin karena si A mempunyai kemampuan lebih, maka si A mempunyai beban yang lebih besar daripada si B. Mungkin juga karena hal-hal lain yang hanya atasan yang bersangkutan yang paham.
Kata orang, semuanya akan dihitung dengan adil oleh Allah. Apa yang kita tanam itulah yang kita tuai. Kalau gaji yang kita dapatkan tidak sepadan dengan beban kerja kita, maka Allah akan memberikan kebahagiaan lebih. Sedangkan jika gaji kita lebih besar dibandingkan pekerjaan yang telah kita lakukan, maka Allah akan mengambil kelebihan itu dengan berbagai cara. Kata orang, Accounting Allah tidak pernah salah. Dan aku juga percaya itu.
Namun, sebagai seorang manusia biasa terkadang mampir lah sedikit perasaan kesel dan bete. Terutama saat sedang dihadapkan banyak pekerjaan sedangkan teman sebelahmu dengan santai-santainya mengobrol sepanjang waktu. Astagfirulloh. Ingat kata ustadzah untuk tidak boleh ada perasaan begitu di hati. Harus selalu membuat hati bersih. Apalagi di bulan Ramadhan ini, dan hampir memasuki hari kesepuluh terakhir di bulan ramadhan. Jadi harus lebih banyak membersihkan hati.
Oleh karenanya, penting banget bagi kita untuk menentukan pekerjaan sesuai dengan passion. Kalau sesuai passion pasti akan senang bekerja, akan maksimal bekerja, dan akan sedikit buang-buang waktu dalam bekerja. Jangan cuma bekerja untuk mendapatkan uang, karena kesemuanya akan kita pertanggung jawabkan loh. Ingat itu. Makanya dari semenjak dulu pas jaman melamar kerjaan, interview kerja, bahkan sampai sekarang saat meeting bahas pekerjaan dengan user, aku selalu anti untuk berkata yang menawarkan janji-janji palsu. Bisa ya aku bilang bisa. Bisa tapi susah, tidak bisa, atau alternatif lain yang aku berikan kepada user jika memang apa yang diminta user tidak mungkin dilakukan.
Nah, bagi teman-teman atau adek-adek yang ga sengaja mampir dan baca tulisan ini. Satu pesan saya, rejeki itu udah ada yang mengatur. Jadi ga perlu lah menebarkan janji-janji manis atau bahkan berbohong meninggikan kemampuan kita kalau memang pada kenyataannya kita tidak mampu seperti itu. Kecuali kita mau berusaha keras untuk mempunyai kemampuan yang sudah kita janjikan kepada perusahaan. Daripada dapat pekerjaan tapi engga berkah? Daripada kerja setengah-setengah dan engga produktif sama sekali? Daripada ada atau tidaknya kita gak begitu penting di perusahaan? Nyesek kan?