Entah kenapa tapi aku selalu mengingat ucapan yang “orang lain” katakan kepadaku. Gak semua orang sih, hanya beberapa orang yang aku mintai tolong mungkin, atau yang aku merasa dekat dengan mereka. Dan seketika mereka mengingkarinya, aku akan sangat kesal dengan mereka, siapapun itu. Lalu aku mulai timbul rasa curiga, ah mungkin dia/mereka hanya basa-basi, hanya beralasan untuk tidak menepati apa yang mereka katakan. Tak jarang ekspresiku langsung berubah, bisa menjadi sangat bertanduk, alias jutek.
Huuuuuuuuuffffff, tarik napas yang dalam lalu hembuskan perlahan. Aku sadar tidak boleh bersikap seperti ini. Toh ditepati atau tidak, itu masalah mereka. Bukan aku yang mengendalikan. Aku cuma bisa mengendalikan diriku sendiri. Memilih untuk bersikap super jutek atau meresponnya dengan biasa saja.
Hari ini, aku memilih merespon biasa saja. Ku jawab dengan sopan teman yang tidak menepati apa yang telah diucapkannya. Oke baiklah, ku rasa aku sudah cukup baik dengan tidak menjawabnya dengan jutek. Hanya saja, mungkin aku butuh beberapa hari lagi untuk kembali bisa bersikap biasa saja kepada dia.
Kadang aku bertanya kenapa aku begini? Mungkin karena terlalu berekspektasi. Aku berpikir orang akan sama baiknya denganku ketika aku pun bersikap baik dengan mereka. Orang akan menepati apa yang telah mereka janjikan kepada orang lain, sesepele apapun itu. Bukankah saat kita berkata, akan ada orang yang menaruh harapan atas perkataan kita kepadanya. Ternyata tidak semua. Bapak & Ibuk pernah bilang, “Di dunia ini meski kita selalu berbuat baik, akan ada orang yang bersikap kurang baik dengan kita. Tak apa, itulah hidup.” Dan ternyata apa yang dikatakan bapak & ibuk adalah benar.
Intinya segimanapun orang bersikap sama kita, jangan terlalu berekspektasi dan berharap kepadanya/mereka karena sesungguhnya mereka bersikap baik hanya karena “kepentingan”. So, biasa saja. Jangan sedih kalau tidak ditepati janjinya dan jangan terlalu bahagia jika dibaikin.