Dicintai atau mencintai ? Enakan mana ya ? Pertanyaan yang kadang terlintas dipikiran anak-anak muda, seumuran anak SMA lah. Mungkin pertanyaan itu muncul ketika dihadapkan dengan kegalauan. Karena aku pernah SMA, maka pertanyaan itupun pernah terpikirkan olehku. Namun karena saat itu juga aku masih muda jadi terasa seperti angin lalu. Cepat terlupakan.
Oke, kali ini aku tidak akan membahas tentang apa yang aku katakan di paragraf pertama. Namun tentang judul tulisanku kali ini “Cinta itu untuk belajar”. Maksudnya apa ya? Malam ini, disela-sela istirahatku setelah mencuci baju, kalimat itu tiba-tiba muncul saja di pikiranku. Mungkin karena terlalu bersemangat ingin kembali mengisi blog baru maka muncul ide secara tiba-tiba. Hehe
Dimulai dari kalimat “ Di dunia ini tidak ada yang sempurna “ yang berarti sangat tidak mungkin jika kita mencari kesempurnaan di dunia ini. Apapun itu pasti ada kelebihan dan kekurangannya. Lalu apa hubungannya dengan cinta ? Sebenarnya tak hanya cinta kata yang tepat untuk membuat kita mengerti arti dari ketidaksempurnaan. Banyak hal lain yang akan mengajarkan kita arti kata tersebut. Namun cinta mungkin bisa menjadi satu hal yang paling bisa mengajarkan keduanya.
Kita tak harus mencintai ketika kita terpilih menjadi orang yang dicintai. Namun alangkah baiknya jika kita bisa dicintai dan mencintai. Ketika kita mencintai maka saat itulah kita harus mengenal kata “ketidaksempurnaan”. Jika menuntut kesempurnaan maka jangan harap bisa mencintai. Karena, Cinta itu tulus, menerima dengan apa adanya. Dengan begitu cinta juga akan merima segala bentuk ketidaksempurnaan.
Maka mulailah dengan cinta, karena cinta itu belajar. Belajar tentang keikhlasan.