Mendunia

“Aku ingin mendunia”, katanya.
“Mendunia?”, aku balas menimpali. Dia dengan cepat menoleh ke arahku. Sepertinya dia kaget melihatku tiba-tiba berdiri disampingnya. Yap, aku baru beberapa detik lalu masuk ke ruangan, barulah aku berjalan mendatangi dia yang sedang asyik melihat-lihat globe yang aku letakkan di atas mejaku. Saat itu masih jam istirahat, demi untuk mengetahui apa yang sedang dia lakukan, aku pun mencoba bercakap dengan dia, semoga gadis pendiam ini mau menjawab pertanyaanku.

Aku menghentikan langkah, berdiri tepat di sampingnya. Aku masih terdiam melihatnya menunjuk nunjuk bebrapa tempat yang ada di globe. Sambil membaca nama tempat-tempat itu, kemudian dia menulisnya di buku catatan IPS miliknya. Memang, hari ini aku mengajarkan mereka pelajaran IPS, aku sengaja mengenalkan mereka tentang tempat-tempat istimewa di bumi ini. Berharap semoga mereka bisa berkeinginan untuk pergi ke sana.

“Di sini bu. Aku akan pergi ke sana kelak. Melihat salah satu keajaiban dunia.”, dia menoleh ke arahku, tersenyum sambil menunjuk sebuah kota yang semua orang pasti tau. “Paris”. Aku tersenyum menatap wajahnya yang masih polos “Kamu pasti bisa ke sana nak, ibu yakin itu”.

“”Pasti bu. Aku mau ibu menyimpan ini, sebagai bukti kesungguhanku. ” Dia memberikan sebuah gambar seorang anak yang berdiri di depan menara eiffel. Anak itu terlihat bahagia. Aku tahu, bahwa anak itu adalah dia. Aku berharap semoga kelak, dia benar-benar bisa berdiri di depan menara eiffel, persis seperti impiannya.

***

Aku tersadar dari lamunanku yang terbang jauh ke beberapa puluh tahun silam. Saat aku kembali tersadar, aku melihat tanganku, masih menggenggam foto itu. Di depanku duduk seorang anak sangat aku kenal. Aku membuka laci meja. Di sana aku  menyimpan, kertas bergambar anak kecil yang berdiri di depan menara eiffel.

BS0-LgoCQAAtAyl

Anak itu tersenyum kepadaku, tanpa menjelaskan apapun aku langsung mengenalnya. Aku memeluknya dan diapun membisikkan satu kalimat yang juga sangat aku kenal “Bermimpilah, maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu(*)”. Sebuah kalimat yang aku sama sekali tidak menyangka bisa mengiringi langkahnya menuju impiannya.

“Kau berhasil nak, kau berhasil mendunia. Seperti yang kau bilang kepada ibu beberapa tahun silam” 🙂

(*) Diambil dari Novel Laskar Pelangi karya Andrea Hinata

Advertisement

4 thoughts on “Mendunia

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: