Bukan Pak Adji

Arrrrghhh,,

Entah kenapa aku begitu senang menggunakan nama “ADJI”. mungkin kebaikan Pak Adji kepadaku memang kebaikan yang akan selalu muncul di ingatanku. Mungkin sebagian orang menganggapku begitu lebay karena kegembiraanku kepada beliau. Namun bagiku “orang yang haus akan hal itu”, sedikit saja penghargaan yang Pak Adji berikan akan terasa begitu banyak bagiku. Bukan karena beliau Pak Adji, siapapun itu, karena beliau datang di saat yang tepat yang membuatku begitu terharu. Beliau memberikan air ketika aku merasa sangat haus, dan beliau memberikanku balon sebagai penghibur disaat aku hampir putus asa.

Namun malam ini aku kembali menemukan, hal yang membuatku merasa kurang nyaman. Sudah cukup aku ditempatkan di tempat yang membelakangi mereka yang membuatku terasing. Sub net ipp messanger yang tidak sama, nama komputer yang nebeng departemen lain, meja, kursi, komputerku pun hasil nebeng departemen lain #lebay. Namun aku merasa bahagia, aku bisa mengenal lebih jauh dengan mereka “the friendly old dwarf”, berbagi senyum dan kebahagian dengan mereka, mendengarkan cerita tentang keluarga mereka, mengobrol, berbagi makanan. Rasanya menyenangkan. Melihat wajah mereka, bercanda ketika aku mulai pusing dengan kode-kode yang tertulis berantakan di monitor juga menyenangkan.

Kembali lagi ke hal yang kurang menyenangkan. Di saat tetangga-tetangga memperhatikanku dan sedikit merasa ‘kasihan’ dengan keberadaanku yang terasingkan, malah keluargaku lah yang aku rasa membawaku ke dalam keterasingan ini #hihihi.. Aku merasa aku tidak pernah diajak diskusi apapun ketika akan ada acara makan-makan. Aku sepertinya hanya akan mendapatkan keputusan final tentang acara makan-makan. Apapun yg aku sampaikan tentang acara makan makan atau komen apapun hanya beberapa dari mereka yang meresponnya. Mereka makan jajan, hanya ada satu orang yang menawariku.

Sedih memang, tapi tak apa. Beginilah hidup ada yang menyenangkan dan ada yang menyedihkan. Harus seimbang agar tidak “jomplang”. hehe 😀 Walaupun begitu aku ingin tetap disini, tetap berada di rumah sekarang dan berusaha menjadi bagian keluarga yang baik, yang diajak diskusi yang diajak bercanda dan diajak makan #apadeh makan makan terus. Juga menjadi tetangga yang baik bagi semua “the friendly old dwarf”, karena merekalah aku berada di sini. Juga menjadi secret admirer yang baik buat Pak Adji.

Oh iya, satu kalimat pesan Unni

” Dimana-mana pasti ada orang yang menyebalkan dan ada yang menyenangkan “, So enjoy aja.. Unni dan Aycit with me daah 🙂

Jadi sedih pas Unni bilang mau kerja di Jogja kalau udah lulus kuliah 😦 aku ntar sama siapaaa? Padahal kan dulu pernah ngebayangin  tentang ngedidik anak bareng Unni. Piknik keluargaku sama keluarga Unni di Puncak. Terus aku dipanggil “tante”, Unni dipanggil “budhe”.. Hwaaa.. Tetaplah bersamaku Unni….

#maaaap, ini judul, isi cerita, penutup ga nyambung semua -___-

Advertisement

3 thoughts on “Bukan Pak Adji

  1. ADJI itu kode banget keknya deh, Jeng. Wkwkwk
    Berarti kudu seimbangkan hati serta pikiran juga, ya. Jangan terlalu sensi, gak baik buat kesehatan jiwa lho. xixixixi

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: