Cantik Parasmu

Setiap orang akan diberikan anugrah yang berbeda-beda dari Allah, dan tinggal bagaimana cara kita mensyukuri dan memanfaatkan dengan baik anugrah yang diberikan itu. Dalam sebuah komunitas, tentulah ada orang yang dianugrahi kepandaian, kecantikan, tingkat percaya diri yang lebih dibandingkan orang lain. Namun tak berarti kita harus men-spesialkan seseorang tersebut.

Tak jarang di kehidupan pekerjaan kita akan dengan mudah menemukan sosok orang yang pandai dan sosok orang yang cantik dalan suatu lingkungan yang sama. Dan inti dari bekerja adalah bagaimana pekerjaan itu dapat diselesaikan dengan baik. Bukan tentang siapa yang pandai dan siapa yang cantik.  Salah satu teman pernah bercerita padaku, hari itu dia diberikan tugas oleh atasannya untuk mengerjakan laporan keuangan bulan itu. Setelah menyelesaikan laporan, si temanku mendatangi atasannya langsung dan si atasan pun mengecek laporan itu dan berkata,

“Oke, sudah sesuai. Tolong kamu berikan si B. Biar dia minta tanda tangan ke Manager. Soalnya Manager minta kalo tanda tangan biar si B yang ngasih”.

Ngek, seketika ekspresi wajah temanku pun berubah. Lah kenapa harus si B yang meminta tanda tangan, bukankah ini hasil kerja si temanku. Dan, alasannya adalah karena si B cantik, enak dipandang mata sehingga Manager lebih suka si B dibandingkan temanku.

Itu soal kecantikan, paras si B lebih cantik dibandingkan temanku. Namun tentang pekerjaan tentu temanku lebih dibandingkan si B, hal ini dilihat dari beberapa pekerjaan si B yang masih belum selesai dan lagi-lagi temanku harus turun tangan membantu si B. Namun karena kecantikan parasnya, si B mendapatkan perlakukan spesial dari atasannya.

Begitulah kondisi yang wajar ditemukan di lingkungan kerja saat ini. Dan sudah jadi rahasia umum kalau salah satu pertimbangan  merekrut seseorang adalah di dasarkan atas kecantikannya. Apakah itu adil? Tentu TIDAK. Adil ketika setiap orang dihadapkan dengan hal yang sama dalam hal pekerjaan, tanpa memandang siapa yang lebih cantik. Karena kecantikan paras tidak melulu menjadi faktor utama dalam pekerjaan. Kecuali jika bekerja dalam hal modelling, bisnis kecantikan, jasa dsb yang memang salah satu nilai jualnya adalah penampilan yang menarik. Sedangkan pekerjaan di perkantoran biasa, menurutku tak sebegitunya membutuhkan karyawan dengan syarat “memiliki kecantikan paras berlebih”.

Setiap orang, jika diberikan perilaku spesial akan merasa bahwa dirinya spesial dan berusaha memanfaatkan itu. Bagus, jika seseorang seperti si B menyadari akan kekurangannya dibandingkan kelebihannya. Misalnya, dia kurang dalam pekerjaan, dan dia memperbaiki kekurangannya itu dengan belajar lebih baik untuk menyamakan kemampuannya dengan rekan kerjanya. Bukan malah cuek saja karena pun ketika pekerjaannya tidak baik, dia tidak akan mendapatkan teguran karena semua lelaki luluh dengan kecantikan parasanya.

Hal ini mungkin terjadi dimanapun pekerjaan kita, dan salah satunya didasari karena proses rekrutmen yang terlalu subjektif. Yang membuatku heran, di era globalisasi dan persaingan yang sangat ketat ini, kok masih ada ya yang melakukan rekrutmen seperti itu? Apakah mereka tidak memikirkan tentang produktivitas dalam pekerjaan? Meningkatan efisiensi? Pekerjaan yang efektif ? Kesemua hal itu ternyata luluh dengan suatu hal yang dinamakan “kecantikan paras yang berlebih”. Saya sungguh berduka atas kondisi seperti ini.

Bukan saya iri atau tidak suka dengan seseorang yang memiliki kencantikan berlebih. Saya sudah bersyukur atas anugrah yang diberikan kepada saya dan saya akan tetap memilih menjadi diri saya sendiri. Saya hanya tidak setuju dengan para pelaku yang memandang sesuatu dengan tidak adil (menurut saya). Merekrut berdasarkan kecantikan sedangkan kemampuan nol. Dan akibatnya pekerjaan pun tidak diselesaikan dengan baik. No offense, karena semua ini kenyataan dan bisa terjadi dimana saja.

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: